Sesal

Rabu, 15 Februari 2012

Ibuku dahulu marah padaku
Diam dia tiada berkata
Akupun lalu merajut pilu
Tiada peduli apa terjadi

Matanya terus mengawas aku
Walaupun bibirnya tiada bergerak
Mukanya masam menahan sedan
Hatinya pedih karena lakuku

Terus aku berkesal hati
Menurutkan setan mengacau balau
Jurang celaka terpandang di muka
Kukosongkan jua- biar cedera

0 komentar:

Posting Komentar